Sang Peniru



Namaku Diva. Dulu aku sempat tinggal di sebuah pondok pesantren di daerah tanah Jawa. Saat itu terdapat jadwal megaji kitab seperti pesantren yang lainnya yang rutin dilaksanakan setiap hari mulai pukul 16.00 hingga selesai.

Suatu hari saat selesai pelajaran kajian kitab lebih awal, ustaz yang mengajar mengatakan, “Kalian mau dengar cerita nggak mumpung waktunya belum habis?” ujar beliau sembari menatap santri di depannya sambil membenarkan kopiah yang dipakai.

“Mau, Ustadz!!” Seruan keras dari jawaban para santri yang berada di dalam kelas tersebut termasuk aku. Ustaz Arif menghela napas pelan sebelum memulai ceritanya. “Kalian tau Hanun? Salah satu santri putra yang dikenal menjadi muadzin di masjid pondok dan saat waktunya adzan tiba dia yang paling awal sering datang ke masjid.”

Flashback…

Ustaz Arif merupakan salah satu lulusan ponpes yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. Suatu hari pada waktu setelah salat isya sekitar pukul 9 malam saat ustaz Arif tengah berjalan memeriksa para santri di sekitar asrama putra—dia melihat ada Hanun sedang berjalan mendahuluinya menuju ke arah sumur belakang asrama putra. Namun saat dipanggil beberapa kali, tidak ada sautan sama sekali. Akhirnya ustaz Arif memutuskan untuk berjalan kembali ke ruangannya. Saat melewati musala kecil di dalam asrama putra, dia melihat Hanun sedang tertidur lelap di lantai yang beralaskan sebuah sajadah miliknya, ustaz Arif pun berjalan mendekati Hanun.


“Hanun ayo bangun!” Seruannya sembari menepuk bahunya perlahan. Setelah selang beberapa menit, Hanun terbangun dengan mengucek mata pelan sembari berkata, “Bukannya tadi kamu jalan mau ke sumur belakang, ya?” Hanun pun terkejut mendengar perkataan ustaz Arif  karena jalan ke arah sumur belakang dan jalan ke arah musala adalah arah yang saling berlawanan. “Hah? Engga, Ustadz daritadi saya ketiduran di sini, kok.”

“Lalu itu tadi siapa, Ustadz?” sahutku untuk memecah keheningan.

Setelah sejenak, ustaz berbicara, “Tadi adalah sang peniru atau biasanya kita sebut sebagai jin. Jadi begini, malaikat dan semua mahluk Allah yang tak terlihat wujudnya juga menyukai seseorang manusia yang rajin ibadah dan akhlaknya baik, sampai-sampai, ya, ... ada yang seperti hanun ini,namun mereka tidak mengganggu hanya saja meniru wujud seseorang yang memiliki sifat seperti Hanun ini.” Ustaz Arif melanjutkan bicaranya dengan raut wajah mengembangkan senyumnya. Sontak aku dan teman-teman langsung merapatkan duduk satu sama lain dan bahkan ada yang hampir menangis karena ketakutan.




Penulis       Roikhatul Jannah

Editor            : Nur HS

Kontributor    : Putri CahyaningTyas & Ririn Yuli Yani

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama