Minggu, 26 Oktober 2025 di TBM Hidup Punya Cerita Pekalongan. Membaca sering di sebut sebagai jendela dunia. Namun
diera digital yang serba cepat ini, membuat budaya membaca di Indonesia
menghadapi tantangan besar. Menurunnya minat baca di kalangan masyarakat dan
siswa menjadi perhatian serius. sebab literasi bukan sekedar kemampuan membaca
dan menulis. Literasi adalah fondasi bagi kemajuan suatu bangsa yang
memungkinkan individu berpikir kritis berinovasi dan beradaptasi di dunia yang
terus berubah.
Artikel ini akan mengupas peran penting satu buku dalam memicu seribu manfaat mulai dari menumbuhkan minat baca, mengentaskan buta aksara huruf, hingga meningkatkan literasi secara menyeluruh di masyarakat dan sekolah.
Menumbuhkan Minat Baca : Dari Keterpaksaan menjadi kesenangan.
Minat baca yang rendah sering kali bermula dari pandangan
bahwa membaca adalah sebuah beban atau tugas. Untuk mengubah pola pikir ini di
perlukan pendekatan yang menyenangkan dan menarik bagi siswa.
1. Pilih
bacaan sesuai minat: memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih buku yang
mereka minati.
2. Ciptakan
lingkungan yang mendukung: adanya ruangan untuk membaca seprti taman baca,
pojok baca, memberi rasa nyaman dan tidak membosankan.
3. Ajak ke
perpustakaan: ajak siswa ke perpustakaan agar mengetahui jenis-jenis buku.
4. Berikan contoh: orang tua dan guru gemar membaca agar mereka termotivasi untuk membaca.
Mengetaskan buta aksara: Bukan sekedar membaca dan
menulis.
Buta aksara adalah masalah fundamental yang menghambat
kemajuan program pendidikan non formal dan in formal berbasis komunitas dapat
menjadi solusi efektif untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh
pendidikan formal.
1. program
pendidikan keaksaraan, menyediakan program yang di sesuaikan dengan minat
peserta.
2. Pemberdayaan
berbasis komunitas, di tingkat desa gerakan koprasi atau inisiatif lokal dapat
di gerakkan untuk menyediakan tempat belajar, sehingga masyarakat bisa
mendapatkan ilmu.
3. Membentuk taman belajar atau rumah baca di lingkungan masyarakat, akan membantu anak-anak yang mengalami keterbatasan membaca menulis dan berhitung.
Memajukan literasi masyarakat dan siswa, menjadifondasi
bangsa yang cerdas.
Literasi yang maju mencakup kemampuan untuk memahami
menganalisa, dan memanfaatkan informasi secara bijak. Dengan meningkatkan
literasi kita dapat menghasilkan masyarakat yang lebih kritis dan tidak mudah
termakan hoax atau dis informasi.
1. integrasi
literasi di sekolah, gerakan literasi sekolah perlu terus di dorong dengan
program inovasi.
2. Kolaborasi
sekolah dan orang tua, kegiatan membaca di sekolah akan mendorong mereka agar
mendampingi anak membaca di rumah.
3. Literasi
Digital yang bijak, di era digital literasi tidak hanya soal buku cetak,
masyarakat dan siswa perlu diajak untuk memahami dan menggunakan teknologi
secara bijak, kreatif.
4. Penguatan ekosistem literasi, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak dan pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem literasi yang kuat.
Gerakan “ satu buku,seribu asa” adalah sebuah ikrar mulia yang membutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, komunitas hingga individu. Setiap buku yang dibagikan adalah satu harapan baru bagi seseorang untuk meraih mimpi dan masadepan yang lebih baik. Mari kita jadikan satu buku sebagai langkah awal untuk menggerakkan ribuan asa, merajut mimpi, dan membangun peradaban yang unggul melalui literasi.
Penulis : Anggraeni Farikhatul Hidayah.
Editor : Nadia Fitriani.
Kontributor : Khoirina Muqtafia.


