Penarikan KKN 1 ITSNU Pekalongan : Sudah Baik Namun Harus Ditingkatkan Lagi

MADDA MEDIA | Rabu (12/10/2022) telah dilangsungkan penarikan mahasiswa KKN 1 ITSNU Pekalongan yang selesai melaksanakan Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) terhitung dari 12 September sampai 12 Oktober tahun 2022.

Acara penarikan KKN ini dilaksanakan di Wisata Sikujang, Desa Tajur, Kec. Kandangserang, Kab. Pekalongan. Turut hadir dalam acara ini Rektor dan Wakil Rektor ITSNU Pekalongan, Kepala BAPPEDA Kab. Pekalongan, Camat Kandangserang, Perwakilan pejabat di tiap desa KKN, dosen pembimbing dan mahasiswa KKN yang berjumlah 16 kelompok yang tersebar di desa-desa pada 2 kecamatan yaitu Kandangserang dan Buaran.

Disampaikan oleh ketua panitia penyelenggara KKN 1 ITSNU Pekalongan, Bapak Risal Ngizudin. Dari total 146 mahasiswa dari angkatan 2019, sebanyak 142 mahasiswa telah lulus mengikuti KKN, 2 orang mengulang KKN dan 2 orang dinyatakan belum lulus.

"Peserta KKN tahun ini berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi (SAINSTEK), yaitu prodi Teknologi Komputer, Teknologi Informasi, Teknologi Industri, dan Fisika. Mahasiswa yang telah mengikuti KKN diharap segera mengumpulkan laporannya," Tegasnya.

Diketahui selama kegiatan KKN sudah dilakukan Monev (Monitoring dan Evaluasi) disemua desa KKN, dan 3 diantaranya dilakukan bersama BAPPEDA. Adapun monev yang dilakukan mencakup mulai dari proses pengumpulan data realisasi program/kegiatan, pelaporan kegiatan, hingga penilaian dan evaluasi capaian kinerja.

"Terimakasih kepada pemerintah daerah (BAPPEDA, kecamatan dan desa) yang telah menerima dan memberi kesempatan mahasiswa untuk melaksanakan KKN sehingga dapat mengamalkan ilmu dari bangku perkuliahan di lingkungan masyarakat." Tambah Pak Risal.

Mengenai program kerja yang telah dilaksanakan mahasiswa KKN juga dijelaskan oleh rektorat kampus dalam hal ini oleh Rektor Bapak Haryadi dan Wakil Rektor Bapak Ali Imron. 

Terdapat beberapa program kerja yang dinilai baik dan ditemukan beberapa temuan-temuan untuk selanjutnya perlu pengembangan lebih lanjut khususnya oleh pemerintah daerah setempat.

Pertama, terkait program keilmuan yang berhubungan dengan program studi, terdapat beberapa desa yang ingin dilakukan pendampingan lanjutan untuk pengembangan produknya seperti contoh pengembangan website untuk sistem informasi di desa Bodas dan Simbang Wetan.

"Sistem informasi yang dikembangkan mahasiswa sudah sangat baik dan diharapkan bisa menjadi jembatan antara desa dengan pemerintah daerah, seperti pelaporan keluhan dari desa ke BAPPEDA untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, pendidikan, maupun layanan kesehatan." Ujar Pak Haryadi.

Dijelaskan pengembangan sistem ini harus dilakukan terus menerus. Karena kedepannya kemungkinan besar akan ada banyak program dari pemerintah pusat ke masyarakat desa. Melalui sistem ini diharapkan pendataan bisa lebih mudah karena terbantu dengan digitalisasi.

Kedua, yaitu digital marketing. Setelah dilaksanakannya KKN ternyata di beberapa desa telah ditemukan persoalan mengenai dukungan yang masih belum maksimal untuk mempromosikan UMKM maupun pariwisata.

"Dukungan untuk mempromosikan kearifan lokal baik wisata maupun kuliner saat ini sangat dibutuhkan, seperti halnya di curug Sikujang dan wisata watu Ireng yang perlu penyebarluasan informasi untuk bisa menarik lebih banyak wisatawan. Selain itu produk kuliner juga sebenarnya tak kalah bagus seperti jenang didesa Bubak yang kualitasnya sudah sangat bagus, namun masih terkendala untuk packaging, perizinan dan sebagainya." Terang Pak Ali.

Ketiga, Program pelatihan dan monitoring ATS (Anak Tidak Sekolah), bertujuan untuk meningkatkan minat bersekolah bagi anak-anak khususnya didesa serta pendataan kondisi pendidikannya.

Diketahui dari 2 kecamatan yang dijadikan lokasi KKN terdapat problemnya masing-masing. Untuk Kec. Kandangserang (Desa Bodas misalnya) sebagian besar anak yang tidak melanjutkan sekolah terbatas kemampuan ekonomi dan sistem kehidupan masyarakat desa yang lebih banyak untuk bekerja. Sedangkan di Kec. Buaran (Simbang Wetan dan Kertijayan) banyak anak yang tidak bersekolah formal bukan karena keterbatasan ekonomi melainkan memilih pendidikan pesantren/pondok (pendidikan non-formal).

Pemerintah daerah dalam hal ini Kepala BAPPEDA Bapak Trisno Suharsanto dan Camat Kandangserang Bapak Sutanto Hadi berterimakasih atas kontribusi yang sudah diberikan oleh mahasiswa KKN ITSNU Pekalongan sejak penerjunan satu bulan kemarin di Gedung BAPPEDA.

"Kampus ITSNU Pekalongan walau tergolong kampus yang masih baru namun prokernya sudah sangat bagus dan sesuai dengan visi misi pemerintah daerah khususnya dibidang pengentasan kemiskinan, dan pengabdian di masyarakat." Tegas Pak Trisno.

Kedepannya BAPPEDA Kab. Pekalongan sangat mensupport program mahasiswa terutama untuk pengembangan potensi SDA maupun SDM dimasing-masing daerah seperti Kecamatan Kandangserang yang sementara ini untuk akses masih sulit terjangkau.

Dikesempatan yang sama, Camat Kandangserang juga menjelaskan bahwasanya Kandangserang sering menjadi lokasi untuk kegiatan KKN.

"Karena kondisinya memang demikian, Kandangserang butuh perhatian lebih seperti infrastruktur khususnya jalan banyak yang perlu diperbaiki. Saya berharap kerjasama bisa berlanjut untuk peningkatan sumber daya manusia terutama dibidang teknologi agar dapat tersentuh oleh masyarakat desa." Tambah Pak Hadi.

Acara penarikan KKN ini ditutup dengan pelepasan jaket KKN sebagai simbolis telah selesainya KKN 1 ITSNU Pekalongan tahun 2022.


Kontributor : Ummi Rohmadiyatun | Fotografer : M. Riza Ballafi | Penulis : Dani Ikhsanul M. | Editor : A. Rifki M.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama