MUJUR MEDIA, ITS NU PEKALONGAN - Sudah menjadi karakteristik, kitab-kitab Islam yang ditulis dengan aksara Arab atau Arab Melayu memakai kertas berwarna kuning. Istilah “kitab kuning” sudah melekat untuk menamai kitab-kitab keislaman tersebut.
Ada juga yang menamainya dengan “kitab gundul” karena tulisannya yang merupakan aksara arab tersebut tidak memiliki harakat atau syakl (tanda baca). Kertas berwarna kuning merupakan jenis kertas dengan kualitas yang paling rendah dan murah.
Mengaji kitab kuning pun sudah menjadi ciri khas bagi santri khususnya di jam'iyah Nahdlatul ulama'. Sudah sejak dulu para santri di pesantren ataupun tempat belajar agama diajarkan bagaimana cara memaknai/ngapsahi Arab 'gundul', membaca kitab, hingga bisa memahami apa yang tertulis pada kitab tersebut. Bagi kalian yang pernah 'ngapsahi' Arab 'gundul' pasti tahu kan gimana susahnya? Hehe..
Sejalan dengan hal tersebut, Kampus ITS NU Pekalongan melalui UKM HIITSNU yang bergerak di bidang keagamaan menggelar kegiatan kajian (mengaji) kitab tiap hari Jumat sore di aula lt. 3 kampus. Adapun kitab yang dikaji adalah kitab Ta'lim Muta'alim dan kitab munakahat.
Para mahasiswa Kampus ITS NU Pekalongan mendengarkan kajian kitab ta'lim yang disampaikan Ustadz Hadi Wibowo. S.Pd. pada hari jum'at ini (3/15) |
Untuk pengajar kitab ta'lim Muta'alim yaitu Ustadz Hadi Wibowo. S.Pd. dari LDNU Kec. Kajen, beliau juga ikut GMNU Pekalongan, Selain itu ada juga kitab munakahat yang di ajar Bapak Dzikrullah faza Lc. Beliau merupakan dosen Ke-NU-an di ITS NU Pekalongan
Salah satu pengurus HIITSNU, Ghufron Aziz, menuturkan bahwa kegiatan kajian kitab adalah hal yang melekat pada diri seorang santri, terlebih kampus ITS NU mengusung program "Santri High Tech", maka dari itu UKM ingin adanya keseimbangan agar santri memahami teknologi tapi tidak meninggalkan budaya mengaji.
"Dalam kitab ta'lim Muta'alim terdapat beberapa kajian mengenai adab/kesopanan baik kepada guru, orang tua, teman dan sebagainya, sedang untuk kitab munakahat berisi tentang bab pernikahan yang harapannya dapat menjadi bekal untuk mahasiswa nanti setelah lulus akan menikah" Ujar Ghufron Aziz,
Untuk saat ini peserta kajian kitab adalah para mahasiswa ITS NU Pekalongan, namun tidak menutup kemungkinan dibuka untuk umum karena beberapa kali ada kalangan umum mengabari ingin mengikuti kajian kitab ini.
Sedikit informasi, bagi peserta yang ingin ikut bisa hadir setiap hari Jum'at jam 3 sore di aula lt.3 gedung ITS NU Pekalongan, dianjurkan membawa kitab untuk menulis makna agar bisa dibaca serta dipahami dan bagi yang belum punya dapat mendengarkan dulu atau bisa membeli di koordinator Divisi kajian kitab HIITSNU.
Semoga bisa Istiqomah dalam mengaji. Karena dengan mengaji kita akan banyak tau mengenai hal-hal atau kebiasaan yang kita lakukan ternyata ada nilai ibadahnya dan juga fakta-fakta lain yang seru
Editor : MUIN
Kontributor : Dhani
Mantullll
BalasHapus