Dua Tangan Menutup Telinga

 -12 Oktober 2025

Oleh: Jessika Artamevira


Kebencian terbang melayang,

Menari diantara ribuan telinga.

Disahut anggukan mufakat,

Menjelma buram nampak jernih.

 

Kebenaran tak lagi diendahkan,

Berganti pada mufakat semu.

Lantas aku, sang saksi,

Haruskah membisu?

Lamun pun diurai,

Sudikah mereka mendengar?

 

Maka biar gemaku dalam hati.

Biar jiwaku termangu sepi,

Dengan dua tangan pada telinga sendiri.

Biar ragaku berendah, tak peduli,

Dengan kaki terus melaju mimpi.


Penulis : Jessika Artamevira

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama