Dia, Analisa

 


Dia, Analisa
Cerpen

Sudah hampir 30 menit Arlan menghabiskan waktunya di perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugas sembari menunggu jam mata kuliah berikutnya. Suasana sunyi ruangan ini ternyata tidak begitu membosankan, tak seperti apa yang ia pikirkan sebelumnya. Suara sepatu yang beradu dengan lantai menandakan seseorang baru saja memasuki perpustakaan membuat Arlan turut menoleh.

Seorang gadis bersama satu orang teman disampingnya yang sama-sama membawa beberapa buku ditangannya untuk dikembalikan ke petugas perpustakaan mampu mengalihkan fokus Arlan. Gadis yang sudah beberapa bulan lalu menyita perhatian Arlan. Pertama kali pertemuan keduanya adalah saat dimana Arlan ingin menemui dosen dan melihat gadis itu duduk di lobby dengan terfokus pada lembaran-lembaran dan laptop dipangkuannya. Sampai sekarang, melihat cara gadis itu tersenyum pada orang lain, tatapan matanya yang menurut Arlan berbeda, sampai aura gadis itu yang mampu Arlan rasakan meski keduanya tak saling mengenal, membuat kekaguman Arlan pada gadis itu muncul.

“Ngeliatin siapa sih, Lan?” ucap Aldo setengah berbisik dengan mata yang memperhatikan suasana sekitar. Arlan menggeleng sebagai jawaban, kembali menghadap laptop nya dan melanjutkan aktivitas mengetiknya yang sempat terjeda.

“Sekalian kerjain disini aja ya?”

Samar-samar, Arlan sedikit mendengar obrolan mereka. Gadis itu nampak mengangguki ajakan temannya untuk mengerjakan tugas di perpustakaan. Entah kebetulan dari mana, mereka menempati tempat duduk tepat di seberang Arlan dan Aldo duduk.  Aldo sedikit berdehem membuat Arlan menoleh heran.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka beranjak setelah mencari beberapa referensi yang sudah dicatat. Arlan yang hampir menyelesaikan tugasnya turut merapikan buku-buku dihadapannya.

“Dia Analisa,” ucap Aldo tiba-tiba membuat Arlan menoleh. “Mereka emang berdua, tapi aku tau, pandangan kamu itu menunjuk ke Analisa,” lanjut Aldo.

“Analisa?” gumam Arlan.

“Anak semester 4 fakultas sebelah. Dia juga bisa dibilang aktivis. Aktif di HIMA, beberapa UKM, sampai kepanitiaan acara kampus. Itu sebabnya dia sering di kampus. Dia juga emang sering ke perpustakaan buat ngerjain tugas maupun cari referensi. Suka nulis, juga suka mendengarkan musik,” terang Aldo.

“Anaknya emang cantik se-positive vibes itu. Kalo kamu coba ngobrol sama dia, kamu bakal selalu dibuat kagum.”

Mendengar cerita tentang Analisa membuat perasaan tertarik pada Analisa timbul. Yang Aldo katakan padanya, memang sesuai dengan apa yang ia lihat dari Analisa. Dirinya sudah beberapa kali berpapasan dengan Analisa, sampai sosok Analisa begitu familiar dimatanya. Entah dari mana Aldo tahu tentang Analisa hingga sedetail itu, namun Arlan menyimak baik-baik apa yang Aldo katakan padanya.

“Dia Analisa. Kami berencana akan segera bertunangan beberapa bulan ke depan.”


Penulis : Qoridzul Yumna

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama