Jelang Abad ke-2, Jam'iyyah Nahdlatul Ulama Harus Dikuatkan


MUJUR MEDIA - Genap memasuki usia 1 abad dalam kalender hijriyah, penguatan jam'iyyah Nahdlatul Ulama (NU) perlu digencarkan untuk menyongsong kehidupan menuju era baru. Era dimana ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi basis dunia, dan keagamaan diharapkan dapat beriringan dengan modernisasi yang berjalan dinamis.

Sabtu, 13 Agustus 2022 PCNU Kab. Pekalongan menggelar acara Penguatan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama jelang abad ke-2 di kampus ITS NU Pekalongan, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan.

Turut hadir Wakil Ketua PBNU K.H Zulfa Musthofa, Ketua PWNU Jateng K.H Muzzammil, Ketua PCNU Kab. Pekalongan K.H Muslikh Khudlori dan perwakilan banom NU Se-Kab. Pekalongan.

Dalam Ceramahnya Wakil ketua PBNU, KH. Zulfa Musthofa menjelaskan, munculnya institusi pendidikan, kesehatan, dan teknologi yang berlandaskan ahlussunnah wal jamaah adalah salah satu ikhtiar NU untuk memajukan dunia teknologi khususnya terhadap para santri.

"Memang untuk saat ini sebagian warga NU ada yang masih memegang kuat agamanya dan masih mengabaikan pengetahuan teknologi. dan tidak mungkin kita membenarkan motor mogok hanya dengan Al-fatihah(tertawa)", Ungkap beliau.

Kyai Zulfa juga menerangkan, sebenarnya kehadiran ekonomi, teknologi dan sebagainya didalam Nahdlatul Ulama bukan sebagai tujuan utama apalagi untuk mengubah identitas NU, melainkan untuk meneguhkan fitrah yang telah dicetuskan oleh para muassis terdahulu yakni mewujudkan NU sebagai Jam'iyyah Diniyah yang mempunyai kultur pesantren untuk meregenerasi penerus NU.

Sumber : YouTube MADDA MEDIA

Disamping itu, melihat anak-anak yang lebih gemar bermain media sosial tentunya membuat kita prihatin. Menurut data ada sekitar 6-7% dari anak-anak di Indonesia yang bermain hp hampir seharian, oleh karena itu akhlakul karimah menjadi aspek penting untuk menjaga anak tetap dalam "koridor" yang sesuai, karena internet/media sosial seperti pisau bermata dua, ada baik dan buruk. 

Berkembangnya kultur pesantren dalam Nahdlatul Ulama seperti sudah "mendarah daging" dalam jiwa warga nahdliyin. Perlu diketahui menurut data dari Kementerian agama, dari 30.000 pondok pesantren yang terdata dalam kementerian, 26.000 diantaranya adalah pondok pesantren yang terafiliasi dengan NU dan hampir separuh dari seluruh penduduk Indonesia mengaku sebagai warga nahdliyin.

"Saya rasa dengan jumlah jamaah yang begitu besar ini, perlu kita kuatkan kembali jalinan Jam'iyyah didalam lingkungan Nahdlatul Ulama." Tambah kyai Zulfa.

Beliau juga menuturkan, dengan perkembangan dunia digital seperti sekarang, metode dakwah harus lebih relevan untuk disampaikan kepada umat. Dalam hal ini Gus Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU) meminta LDNU beserta jajarannya agar dalam menyampaikan dakwah tidak cuma berfokus ke bidang teknis (keilmuan) saja tapi lebih menjurus ke strategi dakwah. 

Dakwah yang relevan juga berkaitan erat dengan tantangan dunia yang semakin hebat, ada nation state, daulah, dan geopolitik internasional yang terus berubah seiring dengan situasi dan kondisi. NU sebagai poros tengah harus menjunjung tinggi perdamaian dan kestabilan dunia.

"Sudah, yakin saja kalau nahkoda (Gus Yahya/Ketum PBNU) tidak akan menabrakan kapalnya ke arah yang salah apalagi sampai menenggelamkan", pungkasnya diakhir penyampaian.


Penulis : Sanu

Editor : Ila

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama